Sabtu, 14 Maret 2015

Manusia Bukan Keturunan Kera

Allah berfirman, “… diantara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi…” (Al-Ma’idah: 60).
    Rasulullah pernah ditanya tentang maksud kera dan babi pada ayat tersebut.  Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah tidak menghancurkan suatu kaum atau mengganti keberadaan mereka, tapi memberikan keturunan ataupun pengganti mereka. Sesungguhnya kera dan babi itu ada sebelum mereka.”  (HR. Muslim).
    Banyak orang yang meyakini bahwa makna arti ayat itu mengisyaratkan kera menjadi asal muasal makhluk keturunan berikutnya, yaitu manusia. Pemahaman itu keliru. Riset-riset ilmiah modern menegaskan bahwa teori evolusi adalah teori yang salah dan tidak memiliki dasar yang sah.
    Dua orang pakar dari Pusat Riset Ilmiah Prancis, Petit dan Prevost, mengatakan kita tidak brpegang pada evolusi manusia dari ke tapi pemikiran itu belakangan segera terbantahkan. Pakar lain, Boule, menyatakan tidak ada satu material apapun yang bisa mendorong kita berpikir tentang perubahan bentuk kera menjadi manusia!
    Menurut Dr. Husein Hamdan, riset-riset trkini di bidang  biologi molekuler telah sampai pada penegasan bahwa Siti Hawa adalah nenek moyang manusia modern. Itu dapat dibuktikan melalu DNA dari mitokondria yang terdapat pada sitoplasma yang menempel pada sl perempuan. Melalu DNA itu, para ahli genetika kemudian dapat membuat peta garis keturunan manusia. Kajian itu mengemukakan pula bahwa pola DNA semua manusia mengikuti pola DNA yang dimiliki Siti Hawa sebagai manusia brjenis kelamin perempuan pertama yang ada di bumi. “Penemuan yang spektakuler pada 1986 ini, mampu mmbantah sepenuhnya teori Darwin yang mengatakan bahwa manusia berasal dari garis keturunan ke” kata Dr. Husein dalam seminar internasional dalam kemukjizatan Al-Quran tahun 2004.
    Sejumlah penelitipun menyatakan puas dengan bukti lain bahwa pola suara hewan, misalnya simpanse, berbeda sepenuhnya dari manusia berdasarkan pola fisiologis keduanya. Lebih dari itu, kemampuan manusia untuk berbahasa adalah kelebihan lainnya yang tak terbandingkan. Contohnya saja simpanse yang menggunakan 30 suara yang berbeda hanya untuk mengatakan sesuatu.
    Kita memang tidak mengingkari kecerdasan yang dimiliki hewan, dalam hal ini simpanse. Namun, hal itu terbatas adanya, tak mungkin bisa dibandingkan dengan kecerdasan manusia. Tak bisa bertahan lama melintasi ruang dan waktu, dan tak bisa berkembang maju dari waktu ke waktu. Kita bahkan belum menemukan adanya kera yang bisa membuat alat untuk dapat memetik buah kurma mentah, misalnya. Itu juga dengan tegas membuktikan bahwa kromosom setiap makhluk berbeda satu dengan lainnya.
    Sesungguhnya Allah telah menciptakan manusia dengan memberinya ingatan yang kuat hingga bisa menyimpan informsasi dan memproduksinya jika diperlukan. Ingatan manusia itu berkembang sebagai berikut:
  1. Manusia dilahirkan dalam keadaan bodoh dan buta huruf.
  2. Allah lalu mengaruniakannya sarana blajar ilmu pengetahuan, yaitu pendengaran, penglihatan, dan akal. Sehingga dia mnjadi pribadi yang berilmu, mampu mnemukan dan menyingkap suatu ilmu atauoun informasi.
  3. Ketika manusia lemah, dia menjadi pelupa sebagai tahap pralihan kembali kesituasi awalnya dulu.
Yang unik dari makhluk selain manusia adalah bahwa para makhluk itu berada pada kondisi yang stagnan secara turun-temurun dari lahir sampai matinya. Itu semua menegaskan bahwa manusia memang merupakan keturunan Adam dan Hawa dan bukan kera. Itulah mukjizat Al-Quran yang terbesar.

2 komentar:

  1. Alloh Ta'ala menciptakan manusia dari Tanah,sedangan jin diciptakan dari api
    dan malaikat di ciptakan dari Cahaya.

    BalasHapus